Pendahuluan
Kebiasaan manusia perbedaan indevidu Nampak dari prilakunya, baik dari segi jasmani rohani pemikiran dan sebagainya dari prilakunya seseorang. Dan behaviorisme bahasa seseorang merupakan cerminan keperibadian seseorang dan merupakan perbedaan diantar para indevidu dalam berbahasa.
Behaviorisme Bahasa yang Berbeda
Dalam menyingkapi keistimewaan manusia digunakan cara-cara yang berbeda diantaranya dengan media bahasa, atau bukan media bahasa, sedangkan bahasa dipandang sebagai suatu yang paling penting media untuk menyikapi tanda-tanda indevidu dan keterbentukan kepribadian.
Manakala seseorang itu berbicara dengan ucapannya sesungguhnya dia tidak menginginkan dari pembicaraannya dari segi yang bermacam-macam dari keperibadiannya, diantaranya ada yang berkata dengan jenis umur lingkungan masyarakat.
Kematangan berfikir tehnik komunikasi dan persamaan pembicaraan dan loain-lain yang tersebut dengan sfesipikasi kepribadian di pembicara. Dan disana terdapat perbedaan antara para indevidu dari segi berbicara membaca dan menulis (Ibnu Isa : 245-259) sehingga pda perkembangannya dalam satu masyarakat. Sebagaimana perbedaan para indevidu yang dilihat dari segi kecepatanya menjawab dalam menolak sesuatu yang mereka dengar sebagaimana berbedanya bahasa yang di peroleh keras atau rendahnya suara.
Perbedaan ini perlu dijelaskan behaviorisme berbahasa indevidu seperti beberapa tanda-tanda perbedaan indevidualis mungkin saja menjadikan dalil atas keinginan individu dan tekhniknya menulis dari segi rohaninya disana ketetapan batas behavioris berbahasa indevidu
menguatkan yang demikian itu percobaan yang dilakukan “Allport Walkers dan Lathers 1934 : 123 sekira-kira melakukan percobaan terhadap 70 siswa dengan menulis judul karangan pada perbedaan waktu ukurannya 8 bulan dan setelah mengumpulkan beberapa judul memungkinkan mengarangnya sesuai keinginan para penulisnya. Sesungguhnya percobaan ini berpegang atas ukuran zat atau intonasi kecuali memungkinkan melihat tanda-tanda kepribadian dengan perantara yang lain. Bepegang pada ukuran dalam memeroleh kosa kata bahasa seperti pelajaran kimia untuk tehknik ini dan mungkin berpegang pada dua metode untuk menjamin perolehan bahasa atas hasil nilai sebagai ganti dapat berpegang pada kepada salah satunya atau yang lain. Produk Bahasa Indevidu Ulama psikolinguistik berpegang atas standarisasiproduk bahasa seperti perantara yang bermacam-macambagi ukuran kecerdasan manusia serta kesulitan yang dihadapi pada medan ini bahwasanya keuzuran menyimpulkan kosa kata yang diketahui seseorang yang tertentu sebagai kesimpulan yang sempurna sebagaimana bahwasanya kesulitan dengan tempat terbatas semua yang diketahui seseorang daripada kosa kata dalam berbagai jenis bahasa yang dipakai berbicara. 1. Beberapa kosa kata yang digunakan pada waktu berbahasa 2. Beberapa kosa kata untuk bahasa tulisan 3. Beberapa kosa kata yang diketahui dan yang diperoleh maknanya akan tetapi yang pembacanya sewakyu berbicara dan menulis Sesungguhnya bahasa yang dipakai berbicara dibatasi dengan bilangan yang sedikit dari kosa kata bahasa yang tidak melebihi 1000 kosa kata perkalimatnya. (4-6 ribu sesuai perbedaan bahasa alam) (Ibnu Isa 1971 : 247-248) dipihak lain bahasa tulisan melewati bilangan kosa kata ini sampai 10.000 kalimat dan bilangan ini sampai lebih diatas 10.000. Sidandarkan pda perbedaan yang bermacam-macam dari pada kemahiran berbahasa berbicara menulis membaca sesungguhnya perbedaan itu dilihat dari segi psikologis yang tercermin pada hal sebagai mana berikut: 1. Bahasa yang digunakan yang terdapat pada manusia sebagai alat suara. Kosa kata timbul dengan ketidak adaan memberati dan kepayahan pad konteks kebiasaan dan pergaulan masyarakat pada masalah-masalah kehidupan takkala kita mendengar pembicaraan maka sesunguhnya ad stimulus yang berpindah pengungkapan gelombang suara telinga sekira-kira merespon si pendengar apa yang di dengar dengan respon yang sesuai. 2. Bahasa tulisan Pada bahasa tulisan berlaku proses berfikir untuk menguatkan daya ingatan dan memilih lafaz-lafaz yang sesuai terkadang ingatan sering juga lupa maka berhentilah penalaran dan daya fikir berkurang semantara indevidu butuh kepada gedung lafaz pada akal, dan kembali dari pemerolehan bahasa, terkadang butuh kamus atau butuh teman yang bias membatu dalam menyesuaikan kalimat hal ini mencerminkan bahasa kedua untuk memulihkan ingatan seseorang. 3. Bahasa bacaan Pada proses psikologi seseorang dalam bahasa yang digunakan berbicara dan menulis, maka sesunguhnya bahasa ini butuh pada proses akal dari segi lain yaitu pengetahuan sesungguhnya bahasa bacaan butuh pengenalan kosa kata bahasa yang terdiri dari tiga macam yaitu: a. Kosa kata yg kita proleh dan kita kenal maknanya dengan bentuk alat dengan semata-mata dengan penglihatan. b. Kosa kata yang kita ingat maknanya yang sudah diketahui bukan kosa kata yang asing c. Kosa kata yang sudah kita kenal namun tidak pernah diucapakan kosa katanya, terkadang dipahami maknanya ketika mendengarnya dan membacanya akan tetapi seseorang lemah menggunakanya. Tidak ada keharusan individu yang biasa diantaranya bahasa yang digunakan untuk berbicara dan menulis serta mutala`ah sementara individu mengembalikan ke tempat asal bahasa dan atau disandarkan kepada kecerdasan individu, umur, dan waktu serta saat bergaul atau berkumpul. Disana ada sesuatu yang diketahui dengan gerakan yang berkesinambungan anatara tiga macam ini dari bahasa terkadang juga berpindah koa kata bahasa bacaan setelah habisnya waktu kebahasa tulisan dan bahasa yang digunakan berbicara dan sangat jarang manusia itu mampu menjelaskan sesuatu dengan kefasihan lidahnya. Keseimbangan Perbedaan Indevidu dalam Berbicara Setiap individu berbeda dalam perolehan bahasa sebagian ada yang mengunakan kosa kata sebagian lagi memperoleh dengan pengulangan dan sebagian mereka ada yang ragu-ragu pada kosa kata. Perpanjangan kalam sesungguhnya individu menggunakan kosa kata yang berulangkali dan individu yang memiliki keserdasan bahasa yang sempurnasedikit sekali melakukan pengulangan kosa kata. Memugkinkan perjuangan keseimbangan pengulangan kosa kata lafaz pada bahasa yang digunakan berbicara atau menulis dengan memilih kalimat yang kita yakini kebanyakan datangnya dari keteranganberbicara kemudian kita memperoleh potongan dari keterangan itu kemudian kita menghitung kosa kata yang ada diantara dua kalimat yang berulang-ulang, dan angka yang diperoleh tercermin keseimbangan pengulangan kosa katahal ini dinamakan keaneka ragaman lafaz. Keaneka ragaman lafaz terikat dengan kecerdasan sebagai ikata yang wajib ketika kita menyandarkan kecerdasan, hilanglah keaneka ragaman lafaz seseorang ketika membandingkannya dengan orang yang tidak cerdas. Menurut Cherltes 1994: 75/III dengan eksperimennya untuk mengetahui ketergantungan kosa kata yang beranekaragan lafaz yang di tulis anak kecil yang cerdasberbeda dengan anak kecil yang kurang cerdas dan diperoleh hasil yang nyata bahasanya maudu` yang diajukan anak kecil yang cerdas beraneka ragam. Di lihat dari segi kosa katanya di banding anak yang kurang cerdas. Dari hasil analisa ini bahwa bahasa tulisan sering digunakan oleh penulis dan keaneka ragaman lafaz yang ditulisadalah lebih jelas pada halaman pertama. Kelas pertama melengkapi sebagian kosa kata yang datang pada kelas yang tunggal. Sejatinya perbedaan keseimbangan keaneka ragaman lafaz sekira-kira kelas tulisan atau pengarang dengan memandang satu penulisnya. Ada beberapa cara untuk menghitung keseimbangan keaneka ragaman lafaz diantaranya dengan mengahdirkan semua kalimat yang beraneka ragam dan mengitung berubahannya ke kumpulan kosa kata yang datang dari teks yang sempuena kemudian metode ini disangkah karena terlalu lama dan sedikit paedahnya. Dan jika ada metode-metode yang lain di lihat dari segi kalimatnya keterpaduannya ukuran pada keaneka ragaman lafaz maka sesungguhnya memungkinkan menghitung mufradat yang lebih pendek atau lebih panjang sehinga nampaklah perebedaan individuala diantara mereka, sehingga kita temukan dianrata mereka yang memperhatikan dengan menggunakan huruf sad, atau qaf atau juga siin kalimat yang dapat timbul dari lidahnya. ( Ibnu Isa 1971:251-252) Metode ini member faedah perkembangan bahasa dikalangan anak sehingga memungkinkan membatasi umur pada permulaan anak kecil berbicara dengan huruf `ain atau ghain atau mungkin juga dhat atau bertutur dengan potongan-potongan suara yang sempurna bersamaan dengan membandingkan anak ini dengan yang seumur dengan dia Ukuran Susunan Kalimat Anda perbedaan yang mendasar pada penyusunan kalimat diantaranya ada yang menyusun kalimat yang panjang yang terikat yang tak ada padanya konteks namun banyak kesukarannya, ada juga diantara merekamenggunakan kalimat pendek dengan tehknik langsung dengan memakai kata-kata yang mudah dan jelas. Makna yang demikian terdapat 2 uslub pada tulisan salah satunya berpegang dengan mengunakan kalimat yang panjang dan yang lainnya memakai kalimat yang pendekdan sebagian mereka mengunakan kudua uslub ini pada tulisan seperti seorang menulis dengan kaliamat yang panjang kemudian menjelaskan tujuan kalimat yang menggunakan kalimat pendek yang jelas dan sangat ringkas. Ukuran panjang kalimat dan tulisan yang panjang mungkin membatasi ritme yang mengatur kalimat sehingga dengan cepat sampai ke lidah pembicara dan kalimat-kalimat ini trecetus dngan tulisan si penulis sehingga sempurnalah tulisan itu dengan 2 cara salah satunya mencerminkan pelaku masa dan yang lain untuk mengukur panjangnya kalimat yang di mulai dengan jumlah kalimat yang satu atau dua kalimat. Tulisan ini menjelaskan waktu pada penyebutan kaliomat yang bertalian dengan judul yang tertentu. 1. Mencerminkan judul yang tidak meyakinkan individu pembicara (bilangan kalimat sedikit dan jumlah pendek) 2. Mencerminkan judul yang diketahui individu baik (bilangan kalimat banyak dan jumlah panjang Kebanyakan jumlah yang kita baca pada qiro`ah mungkin meringkasnya dan tidak perlu kesebagian kosa kata. Sebab lamanya menulis adalh sifat yang ada untukmemnjelaskan judul atau sifat yang dilihat dan keperluan untuk menyebutkan keistimewaan-keistimewaan dan sifat-sipat yang tertentu kepada sesuatu yang membawa kepda menggunakan jumlah kalimat yang panjang dan terikat dan penolakan lafaz-lafaz dan penampakan pada penjelasan dan keterangan. Terkadang pertanyaan dari penulis membuatnya terlalu lama menulis, bahwasanya jumlah yang pendek lebih dipahami dari pada jumlah yang panjang. Oleh sebab itu sebagian penulis cenderung menggunakan jumlah yang panjang yang terikat dan terkadang jumlah terikat dari segi psikologi tampak lebih indah dari teknik sastra (Ibnu Isa 1971: 254-255). Ketika penulis menaruk tanda titik setelah kalimat maka maknanya mengisi kekosongan dari tujuannya dan ketika masuk pada kalimat yang lain terikatlah penulis dan pembaca dengan keterkaitan yang berpaedah dari informasi yang diketahuinya melalui akal dan hatinya. Sementara tanda titik yang diletakkan pada akhir kalimat dijadikan batas antara penulis dan pembaca untuk memberikan kebebasan memilih pada sipembaca untuk menyambung pendengarnya maupun bacaannya, jadi fungsi titik adalah menghubungkan antara penulis dan pembaca. Dari keterangan ini diperbaharui jika dimulai dengan jumlah berikutnya dan kemampuan penulis untuk menarik perhatian pembaca dan pendengar pada proses membaca sehingga tidak ada kebosanan bagi sipembaca dan pendengar. Penulis menggunakan symbol-simbol yang membantu pembaca untuk memahami kalimat diantaranya tanda koma, tanda titik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda tanya, tanda seru. Tujuan tanda-tanda ini adalah agar pembaca mudah memahami dan bisa mengikuti pemikiran sipenulis. Teknik penulisan ini merupakan bentuk keistimewaan tulisan-tulisan sastra yang termuat dalam bentuk karya ilmiah disini juga terdapat perbedaan penulisan sastra dan juga karya ilmiah. Penggunaan Bagian-bagian Kalam Perbedaan individu berbahasa tidak terbatas pada pemerolehan lafaz-lafaz atau keanekaragaman lafaz, panjang pendeknya kalimat dan penggunaan teknik penulisan. Namun perbedaan individual memakai perbedaan bagian kalam baik dari kata benda,kata kerja, dan sifat, huruf dan perubahan penggunaanya. Ketika membandingkan bahasa lisan dengan bahasa tulisan pemakaian kata sifat sedikit sekali dalam berbasa lisan karena sifat menuntut manusia berfikir pada suatu urusan atau masalah sebelum timbulnya hukum tertentu atas masalah tersebut. Dalam bahasa lisan khususnya ketika memakai kata sifat maka perlu kepada referensi yang sulit untuk keistimewaan sesuatu yang disifati. Kesimpulan 1. Bahasa merupakan media yang digunakan didalam mengetahui cirri-ciri individu dan kepribadian manusia ketika berbicara ditinjau dari segi metodenya menurut kepribadian masing-masing baik dari jenisnya, umurnya, lingkungan masyarakat, kematangan akal fikiran. 2. Produk bahasa terdiri dari kosakata yang digunakan pada bahasa kalam dan yang lain pada bahasa penulis. Kosakata yang sudah diketahui dan dapat digunakan, dibatasi dengan bilangan yang sedikti daripada kosakata. Sedangkan bahasa tulisan banyak bilangannya dan kosakatanya yang digunakan pada bahasa bacaan. 3. Ditinjau dari segi keseimbangan perbedaan individual berbahasa dalam perolehan bahasa dan memungkinkan menghitung keseimbangan pengulanga kosakata pada bahasa yang digunakan baik dalam bentuk pembicaraan atau penulisan yang sesuai dengan pilihan kalimat yang banyak pengulangannya waktu berbicara atau menulis dan bilangan yang diperoleh mencermikan keseimbangan pengulanga kosakata, hal ini disebut keanekaragaman lafaz. 4. Perbedaan individual pada susunan kalimat sebagian ada yang membuat kalimat panjang yang terikat yang penuh dengan kesukaran dan ada juga yang menyusun kalimat pendek yang mudah dan jelas dipahami. 5. Sebab-sebab yang menjadikan kalimatnya panjang adalah pemakaian kata sifat kepercayaan diri yang lebih dari penulisatau dari segi psikologi yang indah pada teknik penulisan sastra. 6. Penulis menggunakan simbol-simbol untuk membantu pembaca dalam memahami kalimat dan tanda baca itu bermacam-macam. 7. Perbedaan individual bahasa mencakup pemakaian bagian kalam yang berbeda-beda mulai dari kata benda, kata kerja, huruf, dan kata sifat.
menguatkan yang demikian itu percobaan yang dilakukan “Allport Walkers dan Lathers 1934 : 123 sekira-kira melakukan percobaan terhadap 70 siswa dengan menulis judul karangan pada perbedaan waktu ukurannya 8 bulan dan setelah mengumpulkan beberapa judul memungkinkan mengarangnya sesuai keinginan para penulisnya. Sesungguhnya percobaan ini berpegang atas ukuran zat atau intonasi kecuali memungkinkan melihat tanda-tanda kepribadian dengan perantara yang lain. Bepegang pada ukuran dalam memeroleh kosa kata bahasa seperti pelajaran kimia untuk tehknik ini dan mungkin berpegang pada dua metode untuk menjamin perolehan bahasa atas hasil nilai sebagai ganti dapat berpegang pada kepada salah satunya atau yang lain. Produk Bahasa Indevidu Ulama psikolinguistik berpegang atas standarisasiproduk bahasa seperti perantara yang bermacam-macambagi ukuran kecerdasan manusia serta kesulitan yang dihadapi pada medan ini bahwasanya keuzuran menyimpulkan kosa kata yang diketahui seseorang yang tertentu sebagai kesimpulan yang sempurna sebagaimana bahwasanya kesulitan dengan tempat terbatas semua yang diketahui seseorang daripada kosa kata dalam berbagai jenis bahasa yang dipakai berbicara. 1. Beberapa kosa kata yang digunakan pada waktu berbahasa 2. Beberapa kosa kata untuk bahasa tulisan 3. Beberapa kosa kata yang diketahui dan yang diperoleh maknanya akan tetapi yang pembacanya sewakyu berbicara dan menulis Sesungguhnya bahasa yang dipakai berbicara dibatasi dengan bilangan yang sedikit dari kosa kata bahasa yang tidak melebihi 1000 kosa kata perkalimatnya. (4-6 ribu sesuai perbedaan bahasa alam) (Ibnu Isa 1971 : 247-248) dipihak lain bahasa tulisan melewati bilangan kosa kata ini sampai 10.000 kalimat dan bilangan ini sampai lebih diatas 10.000. Sidandarkan pda perbedaan yang bermacam-macam dari pada kemahiran berbahasa berbicara menulis membaca sesungguhnya perbedaan itu dilihat dari segi psikologis yang tercermin pada hal sebagai mana berikut: 1. Bahasa yang digunakan yang terdapat pada manusia sebagai alat suara. Kosa kata timbul dengan ketidak adaan memberati dan kepayahan pad konteks kebiasaan dan pergaulan masyarakat pada masalah-masalah kehidupan takkala kita mendengar pembicaraan maka sesunguhnya ad stimulus yang berpindah pengungkapan gelombang suara telinga sekira-kira merespon si pendengar apa yang di dengar dengan respon yang sesuai. 2. Bahasa tulisan Pada bahasa tulisan berlaku proses berfikir untuk menguatkan daya ingatan dan memilih lafaz-lafaz yang sesuai terkadang ingatan sering juga lupa maka berhentilah penalaran dan daya fikir berkurang semantara indevidu butuh kepada gedung lafaz pada akal, dan kembali dari pemerolehan bahasa, terkadang butuh kamus atau butuh teman yang bias membatu dalam menyesuaikan kalimat hal ini mencerminkan bahasa kedua untuk memulihkan ingatan seseorang. 3. Bahasa bacaan Pada proses psikologi seseorang dalam bahasa yang digunakan berbicara dan menulis, maka sesunguhnya bahasa ini butuh pada proses akal dari segi lain yaitu pengetahuan sesungguhnya bahasa bacaan butuh pengenalan kosa kata bahasa yang terdiri dari tiga macam yaitu: a. Kosa kata yg kita proleh dan kita kenal maknanya dengan bentuk alat dengan semata-mata dengan penglihatan. b. Kosa kata yang kita ingat maknanya yang sudah diketahui bukan kosa kata yang asing c. Kosa kata yang sudah kita kenal namun tidak pernah diucapakan kosa katanya, terkadang dipahami maknanya ketika mendengarnya dan membacanya akan tetapi seseorang lemah menggunakanya. Tidak ada keharusan individu yang biasa diantaranya bahasa yang digunakan untuk berbicara dan menulis serta mutala`ah sementara individu mengembalikan ke tempat asal bahasa dan atau disandarkan kepada kecerdasan individu, umur, dan waktu serta saat bergaul atau berkumpul. Disana ada sesuatu yang diketahui dengan gerakan yang berkesinambungan anatara tiga macam ini dari bahasa terkadang juga berpindah koa kata bahasa bacaan setelah habisnya waktu kebahasa tulisan dan bahasa yang digunakan berbicara dan sangat jarang manusia itu mampu menjelaskan sesuatu dengan kefasihan lidahnya. Keseimbangan Perbedaan Indevidu dalam Berbicara Setiap individu berbeda dalam perolehan bahasa sebagian ada yang mengunakan kosa kata sebagian lagi memperoleh dengan pengulangan dan sebagian mereka ada yang ragu-ragu pada kosa kata. Perpanjangan kalam sesungguhnya individu menggunakan kosa kata yang berulangkali dan individu yang memiliki keserdasan bahasa yang sempurnasedikit sekali melakukan pengulangan kosa kata. Memugkinkan perjuangan keseimbangan pengulangan kosa kata lafaz pada bahasa yang digunakan berbicara atau menulis dengan memilih kalimat yang kita yakini kebanyakan datangnya dari keteranganberbicara kemudian kita memperoleh potongan dari keterangan itu kemudian kita menghitung kosa kata yang ada diantara dua kalimat yang berulang-ulang, dan angka yang diperoleh tercermin keseimbangan pengulangan kosa katahal ini dinamakan keaneka ragaman lafaz. Keaneka ragaman lafaz terikat dengan kecerdasan sebagai ikata yang wajib ketika kita menyandarkan kecerdasan, hilanglah keaneka ragaman lafaz seseorang ketika membandingkannya dengan orang yang tidak cerdas. Menurut Cherltes 1994: 75/III dengan eksperimennya untuk mengetahui ketergantungan kosa kata yang beranekaragan lafaz yang di tulis anak kecil yang cerdasberbeda dengan anak kecil yang kurang cerdas dan diperoleh hasil yang nyata bahasanya maudu` yang diajukan anak kecil yang cerdas beraneka ragam. Di lihat dari segi kosa katanya di banding anak yang kurang cerdas. Dari hasil analisa ini bahwa bahasa tulisan sering digunakan oleh penulis dan keaneka ragaman lafaz yang ditulisadalah lebih jelas pada halaman pertama. Kelas pertama melengkapi sebagian kosa kata yang datang pada kelas yang tunggal. Sejatinya perbedaan keseimbangan keaneka ragaman lafaz sekira-kira kelas tulisan atau pengarang dengan memandang satu penulisnya. Ada beberapa cara untuk menghitung keseimbangan keaneka ragaman lafaz diantaranya dengan mengahdirkan semua kalimat yang beraneka ragam dan mengitung berubahannya ke kumpulan kosa kata yang datang dari teks yang sempuena kemudian metode ini disangkah karena terlalu lama dan sedikit paedahnya. Dan jika ada metode-metode yang lain di lihat dari segi kalimatnya keterpaduannya ukuran pada keaneka ragaman lafaz maka sesungguhnya memungkinkan menghitung mufradat yang lebih pendek atau lebih panjang sehinga nampaklah perebedaan individuala diantara mereka, sehingga kita temukan dianrata mereka yang memperhatikan dengan menggunakan huruf sad, atau qaf atau juga siin kalimat yang dapat timbul dari lidahnya. ( Ibnu Isa 1971:251-252) Metode ini member faedah perkembangan bahasa dikalangan anak sehingga memungkinkan membatasi umur pada permulaan anak kecil berbicara dengan huruf `ain atau ghain atau mungkin juga dhat atau bertutur dengan potongan-potongan suara yang sempurna bersamaan dengan membandingkan anak ini dengan yang seumur dengan dia Ukuran Susunan Kalimat Anda perbedaan yang mendasar pada penyusunan kalimat diantaranya ada yang menyusun kalimat yang panjang yang terikat yang tak ada padanya konteks namun banyak kesukarannya, ada juga diantara merekamenggunakan kalimat pendek dengan tehknik langsung dengan memakai kata-kata yang mudah dan jelas. Makna yang demikian terdapat 2 uslub pada tulisan salah satunya berpegang dengan mengunakan kalimat yang panjang dan yang lainnya memakai kalimat yang pendekdan sebagian mereka mengunakan kudua uslub ini pada tulisan seperti seorang menulis dengan kaliamat yang panjang kemudian menjelaskan tujuan kalimat yang menggunakan kalimat pendek yang jelas dan sangat ringkas. Ukuran panjang kalimat dan tulisan yang panjang mungkin membatasi ritme yang mengatur kalimat sehingga dengan cepat sampai ke lidah pembicara dan kalimat-kalimat ini trecetus dngan tulisan si penulis sehingga sempurnalah tulisan itu dengan 2 cara salah satunya mencerminkan pelaku masa dan yang lain untuk mengukur panjangnya kalimat yang di mulai dengan jumlah kalimat yang satu atau dua kalimat. Tulisan ini menjelaskan waktu pada penyebutan kaliomat yang bertalian dengan judul yang tertentu. 1. Mencerminkan judul yang tidak meyakinkan individu pembicara (bilangan kalimat sedikit dan jumlah pendek) 2. Mencerminkan judul yang diketahui individu baik (bilangan kalimat banyak dan jumlah panjang Kebanyakan jumlah yang kita baca pada qiro`ah mungkin meringkasnya dan tidak perlu kesebagian kosa kata. Sebab lamanya menulis adalh sifat yang ada untukmemnjelaskan judul atau sifat yang dilihat dan keperluan untuk menyebutkan keistimewaan-keistimewaan dan sifat-sipat yang tertentu kepada sesuatu yang membawa kepda menggunakan jumlah kalimat yang panjang dan terikat dan penolakan lafaz-lafaz dan penampakan pada penjelasan dan keterangan. Terkadang pertanyaan dari penulis membuatnya terlalu lama menulis, bahwasanya jumlah yang pendek lebih dipahami dari pada jumlah yang panjang. Oleh sebab itu sebagian penulis cenderung menggunakan jumlah yang panjang yang terikat dan terkadang jumlah terikat dari segi psikologi tampak lebih indah dari teknik sastra (Ibnu Isa 1971: 254-255). Ketika penulis menaruk tanda titik setelah kalimat maka maknanya mengisi kekosongan dari tujuannya dan ketika masuk pada kalimat yang lain terikatlah penulis dan pembaca dengan keterkaitan yang berpaedah dari informasi yang diketahuinya melalui akal dan hatinya. Sementara tanda titik yang diletakkan pada akhir kalimat dijadikan batas antara penulis dan pembaca untuk memberikan kebebasan memilih pada sipembaca untuk menyambung pendengarnya maupun bacaannya, jadi fungsi titik adalah menghubungkan antara penulis dan pembaca. Dari keterangan ini diperbaharui jika dimulai dengan jumlah berikutnya dan kemampuan penulis untuk menarik perhatian pembaca dan pendengar pada proses membaca sehingga tidak ada kebosanan bagi sipembaca dan pendengar. Penulis menggunakan symbol-simbol yang membantu pembaca untuk memahami kalimat diantaranya tanda koma, tanda titik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda tanya, tanda seru. Tujuan tanda-tanda ini adalah agar pembaca mudah memahami dan bisa mengikuti pemikiran sipenulis. Teknik penulisan ini merupakan bentuk keistimewaan tulisan-tulisan sastra yang termuat dalam bentuk karya ilmiah disini juga terdapat perbedaan penulisan sastra dan juga karya ilmiah. Penggunaan Bagian-bagian Kalam Perbedaan individu berbahasa tidak terbatas pada pemerolehan lafaz-lafaz atau keanekaragaman lafaz, panjang pendeknya kalimat dan penggunaan teknik penulisan. Namun perbedaan individual memakai perbedaan bagian kalam baik dari kata benda,kata kerja, dan sifat, huruf dan perubahan penggunaanya. Ketika membandingkan bahasa lisan dengan bahasa tulisan pemakaian kata sifat sedikit sekali dalam berbasa lisan karena sifat menuntut manusia berfikir pada suatu urusan atau masalah sebelum timbulnya hukum tertentu atas masalah tersebut. Dalam bahasa lisan khususnya ketika memakai kata sifat maka perlu kepada referensi yang sulit untuk keistimewaan sesuatu yang disifati. Kesimpulan 1. Bahasa merupakan media yang digunakan didalam mengetahui cirri-ciri individu dan kepribadian manusia ketika berbicara ditinjau dari segi metodenya menurut kepribadian masing-masing baik dari jenisnya, umurnya, lingkungan masyarakat, kematangan akal fikiran. 2. Produk bahasa terdiri dari kosakata yang digunakan pada bahasa kalam dan yang lain pada bahasa penulis. Kosakata yang sudah diketahui dan dapat digunakan, dibatasi dengan bilangan yang sedikti daripada kosakata. Sedangkan bahasa tulisan banyak bilangannya dan kosakatanya yang digunakan pada bahasa bacaan. 3. Ditinjau dari segi keseimbangan perbedaan individual berbahasa dalam perolehan bahasa dan memungkinkan menghitung keseimbangan pengulanga kosakata pada bahasa yang digunakan baik dalam bentuk pembicaraan atau penulisan yang sesuai dengan pilihan kalimat yang banyak pengulangannya waktu berbicara atau menulis dan bilangan yang diperoleh mencermikan keseimbangan pengulanga kosakata, hal ini disebut keanekaragaman lafaz. 4. Perbedaan individual pada susunan kalimat sebagian ada yang membuat kalimat panjang yang terikat yang penuh dengan kesukaran dan ada juga yang menyusun kalimat pendek yang mudah dan jelas dipahami. 5. Sebab-sebab yang menjadikan kalimatnya panjang adalah pemakaian kata sifat kepercayaan diri yang lebih dari penulisatau dari segi psikologi yang indah pada teknik penulisan sastra. 6. Penulis menggunakan simbol-simbol untuk membantu pembaca dalam memahami kalimat dan tanda baca itu bermacam-macam. 7. Perbedaan individual bahasa mencakup pemakaian bagian kalam yang berbeda-beda mulai dari kata benda, kata kerja, huruf, dan kata sifat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar